Tantangan Hilirisasi di Era Transisi

Penunjukan Bahlil dalam pembentukan Kabinet Indonesia Maju jilid 2 sebagai Menteri Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) cukup mengejutkan. Sebelumnya, Kementerian BKPM dikenal diisi oleh para pengusaha dan investor global serta ekonomi unggul, seperti Gita Wirjawan, Muhammad Luthfi, Chatib Basri, dan Thomas Lembong. BKPM berperan sebagai wajah depan investasi di Indonesia, fokus pada kemudahan berusaha melalui koordinasi perizinan antara investor, kementerian teknis, pemerintah daerah, dan pelaku usaha lapangan.

Kinerja BKPM di Bawah Bahlil

Di bawah kepemimpinan Bahlil, BKPM berhasil menunjukkan kinerja yang menakjubkan. Capaian investasi terus meningkat, mencapai Rp 1.418,9 triliun pada 2023. Bahlil menyindir dengan mengatakan bahwa yang dibutuhkan seorang Menteri BKPM bukan hanya kemampuan bahasa Inggris dan jaringan global, tetapi juga keahlian dalam mengelola sumber daya di tingkat dasar untuk memastikan investasi lancar.

Investasi dan Singapura

Selama ini, Singapura menduduki posisi tertinggi dalam nilai investasi di Indonesia, karena statusnya sebagai pusat keuangan di Asia Tenggara. Keberhasilan Singapura bukan semata-mata karena sumber daya alam, melainkan integritas dalam hukum dan kepastian bagi investor. Undang-undang investasi harus menjamin keamanan dan kepastian jangka panjang, yang ditekankan oleh pemerintahan Joko Widodo untuk menarik investasi dengan biaya rendah.

Tantangan dan Prestasi Hilirisasi Nikel

Indonesia mengalami lonjakan investasi di sektor pertambangan dan smelter, terutama terkait dengan nikel di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Kebijakan hilirisasi nikel, meskipun menuai sengketa dengan Uni Eropa, banyak didominasi oleh investasi dari China. Tantangan muncul dalam transfer teknologi dan manfaat bagi ekonomi lokal. Kritik juga disampaikan terkait sektor nikel yang lebih banyak memberi dampak pada pemerintah pusat daripada daerah dan pelaku usaha lokal.

Diversifikasi Pasar dan Hilirisasi Multi-Komoditas

Untuk mengurangi ketergantungan pada pasar China, Indonesia berupaya mendiversifikasi investasi dengan melibatkan negara lain seperti Jepang, Korea, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Serikat. Blue print hilirisasi komoditas yang mencakup mineral, batu bara, migas, perkebunan, pertanian, perikanan, dan kehutanan disusun untuk menjadi game changer dalam naik ke tingkat negara maju.

Tantangan dan Fokus di Masa Depan

Pemerintahan Joko Widodo, termasuk dengan penempatan Bahlil di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dihadapkan pada sejumlah PR besar. Inklusi hilirisasi migas, optimalisasi gas alam, dan konversi batu bara menjadi fokus dalam menjaga ketahanan energi. Selain mengatasi kendala infrastruktur, Indonesia juga harus berpandai-pandai dalam membaca peluang di tengah ketegangan pasar global dan ketidakpastian ekonomi dunia.

Harapan pada Kabinet Baru

Seiring persiapan tim transisi di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto, diharapkan langkah-langkah taktis dalam hilirisasi segera memberikan dampak nyata pada kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah. Perhatian serius pun diharapkan dalam pengendalian dampak lingkungan untuk menjaga keberlanjutan ekonomi masa depan.